Siapa yang tak mengakui indahnya bunga? Dengan warna yang menarik dan bau yang harum, ia sering menjadi idaman. Kadang-kadang ia juga menjadi perhiasan. Mata yang menilai pula mendapat tafsir tentang keindahan dari akalnya. Akal yang baik dan cerdas adalah akal yang dipandu oleh kasih Allah dan Rasulnya. Bukankah ini yang dinamakan iman…………
Tidak seorang pun yang dapat menafikan, betapa indahnya mega petang. Warnanya yang begitu menawan, memukau setiap mata yang memandang, setiap hati yang terusik dan setiap jiwa yang rindukan kedamaian. Namun…. lebih indah lagi sekiranya hati kecilnya berkata: ‘Mahasuci Allah, tidak engkau jadikan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.’
Begitu juga dengan keindahan jeram-jeram di kali, dedaunan gugur dihembus angin. Peristiwa-peristiwa sebegini amat meniggalkan kesan kepada hati makhluk yang bergelar insan . Itulah hakikatnya, fitrah jiwa manusia . jiwanya cenderung kepada keindahan dan kecantikan. Biar apapun pangkat dan kedudukannya. Seorang kaya mungkin merasakan bahawa keindahan itu ialah rumahnya yang tersergam indah di atas bukit dan potretnya yang dilukis hebat. Seorang fakir pula mungkin merasakan bahwa keindahan itu adalah dari riak wajah anak-anak kecilnya yang menunggu kepulangannya.
Namun tidak ramai yang mengetahui, tentang wujudnya satu keindahan hakiki…. indahnya ia membuahkan perasaan kasih sayang pada ibu dan ayah. Indahnya ia , melahirkan rasa kasih pada sahabat dan indahnya ia, memandu akal dan jiwa kepada etenangan, kedamaian, dan kerinduan kepada kebahagiaan. Itulah tanda kasih dan sayang pada Maha Pencipta dan Maha Pengasih. Itulah tanda kasih dan sayang pada Allah dan Rasulnya.
Hatinya berbisik; lagi……..’Ya Allah, banyaknya nikmat-Mu padaku.tapi ………. sedikitnya aku bersyukur, ya Allah , hatiku tahu nafsu jahat itu musuhku, tapi banyaknya jalan-jalannya yang telah aku turuti. Ya Allah, besarnya pengorbanan ayah, tingginya nilai kasih dan mesra ibu, tapi aduhai …..sedikitnya do’aku untuk mereka. Ampunkan, ampunkanlah wahai yang Maha Pengasih’
Marilah kita bersama-sama memiliki keindahan iman ini. Milikilah ia dengan banyak merenung dan memikirkan nikmat-nikmat Allah…. Milikilah ia dengan ilmu yang mendalam, mudah-mudahan dengannya keindahan yang hakiki akan kita peroleh. Tidak seperti keindahan dunia ini yang hanya bersifat sementara……………
Tidak seorang pun yang dapat menafikan, betapa indahnya mega petang. Warnanya yang begitu menawan, memukau setiap mata yang memandang, setiap hati yang terusik dan setiap jiwa yang rindukan kedamaian. Namun…. lebih indah lagi sekiranya hati kecilnya berkata: ‘Mahasuci Allah, tidak engkau jadikan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.’
Begitu juga dengan keindahan jeram-jeram di kali, dedaunan gugur dihembus angin. Peristiwa-peristiwa sebegini amat meniggalkan kesan kepada hati makhluk yang bergelar insan . Itulah hakikatnya, fitrah jiwa manusia . jiwanya cenderung kepada keindahan dan kecantikan. Biar apapun pangkat dan kedudukannya. Seorang kaya mungkin merasakan bahawa keindahan itu ialah rumahnya yang tersergam indah di atas bukit dan potretnya yang dilukis hebat. Seorang fakir pula mungkin merasakan bahwa keindahan itu adalah dari riak wajah anak-anak kecilnya yang menunggu kepulangannya.
Namun tidak ramai yang mengetahui, tentang wujudnya satu keindahan hakiki…. indahnya ia membuahkan perasaan kasih sayang pada ibu dan ayah. Indahnya ia , melahirkan rasa kasih pada sahabat dan indahnya ia, memandu akal dan jiwa kepada etenangan, kedamaian, dan kerinduan kepada kebahagiaan. Itulah tanda kasih dan sayang pada Maha Pencipta dan Maha Pengasih. Itulah tanda kasih dan sayang pada Allah dan Rasulnya.
Hatinya berbisik; lagi……..’Ya Allah, banyaknya nikmat-Mu padaku.tapi ………. sedikitnya aku bersyukur, ya Allah , hatiku tahu nafsu jahat itu musuhku, tapi banyaknya jalan-jalannya yang telah aku turuti. Ya Allah, besarnya pengorbanan ayah, tingginya nilai kasih dan mesra ibu, tapi aduhai …..sedikitnya do’aku untuk mereka. Ampunkan, ampunkanlah wahai yang Maha Pengasih’
Marilah kita bersama-sama memiliki keindahan iman ini. Milikilah ia dengan banyak merenung dan memikirkan nikmat-nikmat Allah…. Milikilah ia dengan ilmu yang mendalam, mudah-mudahan dengannya keindahan yang hakiki akan kita peroleh. Tidak seperti keindahan dunia ini yang hanya bersifat sementara……………